Senin, 03 Juni 2013

beberapa surat dan isi kandungan al-qur'an

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mempelajari kandungan Al-Qur’an perbendaharaan ilmu pengetahuan, memperluas wawasan dan pandangan, menemukan perspektif baru, serta mendapat hal-hal yang baru. Lebih jauh lagi, mempelajari kandungan al-Qur’an dapat mendorong kita lebih meyakini kebeneran dan keunikan kandungannya, yang menunjukkan kebesaran Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, sebagai Penciptanya. Al-qur’an memiliki keunikan atau kekhasan dalam menyampaikan pesan-pesan yang dikandungnya kepada ummat manusia. Apabila dikaji secara mendalam, kita akan mendapatkan pendekatan-pendekatan yang digunakan al-Qur’an dalam menyampaikan pesan-pesannya. Untuk lebih memahami kandungan ayat-ayat al-Qur’an kiranya diperlukanpengetahuan ihwal latar belakang turunnya ayat-ayat al-Qur’an, atau yang sering disebut asbabun nuzul (sebab-sebab turunnya al-Qur’an (suatu ayat)). Dengan mengetahui asbabun nuzul suatu ayat, kita akan lebih memahami makna dan kandungan ayat tersebut, serta akan terlepas dari keragu-raguan dalam menafsirkannya. Berikut asbabun nuzul dari surat al-lahab, surat al-ikhlash, surat al-falaq dan surat an-nass. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan sebuah rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa isi kandungan surat Al-lahab? 2. Bagaimana asbabun nuzul dari surat al-lahab? 3. Apa isi kandungan dari surat al-ikhlas dabn bagaimama asbabun nuzulnya? 4. Apa isi kandungan dari surat al-falaq dan surat an-nass? Dan bagaimana asbabun nuzulnya? 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui isi kandungan dari surat al-lahab serta asbabun nuzulnya. 2. Mengetahui isi kandungan dari surat al-ikhlas serta kandungannya. 3. Mengetahui isi kandungan surat al-falaq dan surat an-nass beserta kandungannya. 4. Sebagai tugas akhir semester III pada mata kuliah al-Qur’an. 1.4 Sistematika Penulisan Agar makalah ini mudah dipahami pembaca kami membuat sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, sistematika penulisan. BAB II PEMBAHASAN Pada bab ini pembelajaran yang di bahas yaitu Surat al-lahab, Surat al-ikhlas, Surat al-falaq, dan Surat an-nass. BAB III PENUTUP Penutup terdiri dari kesimpulan, kritik dan saran. DAFTAR PUSTAKA BAB II PEMBAHASAN 2.1 Surat Al-Lahab (Gejolak Api) Artinya: 1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. 2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. 3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, 4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." Isi Kandungannya: Surah Al-Lahab atau Al-Masad adalah surat ke-111 dalam Al-Qur'an. Surat ini terdiri atas 5 ayat dan termasuk surat makiyyah. Nama surat ini diambil dari kata Al Lahab yang terdapat pada ayat ketiga surat ini yang artinya gejolak api. Pokok isi surat ini berisi tentang nasib salah seorang paman Rasulullah SAW yakni Abu Lahab beserta istrinya yang diancam dengan siksa neraka. Surat Al Lahab mengisyaratkan bahwa kemusyrikan itu tidak dapat dipertahankan dan tidak akan menang walaupun pendukung-pendukungnya bekerja keras. Asbabun Nuzul: Dalam suatu riwayat dikemukakan,ketika Rasulullah saw. naik ke Bukit Shafa sambil berseru :"mari berkumpul pada pagi hari ini!" Maka ber kumpullah kaum Quraisy. Rasulullah bersabda: "Bagaimana pendapat kalian, seaindainya aku beritahu bahwa musuh akan datang besok pagi atau petang, apakah kalian percaya kedaku?" Kaum Quraisy menjawab: "Pasti kami percaya." Rasulullah bersabda: "Aku peringatkan kalian bahwa siksa Allah yang dahsyat akan datang." Berkatalah Abu Lahab: "Celaka engkau! Apakah hanya untuk ini, engkau kumpulkan kami?" Maka turunlah ayat ini (Q.S. 111 al-lahab: 1-5) berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang melukiskan bahwa kecelakaan itu akan menimpa orang yang memfitnah dan menghalang halangi agama Allah. • Diriwayatkan oleh abu bukhairi dan lain-lain, yang bersumber dari abu 'abbas. Dalam riwayat lain di kemukakan bahwa istri Abu Lahab menyebarkan duri-duri ditempat yang akan dilalui Nabi saw.. ayat ini (Q.S. 111 al-lahab: 1-4) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang melukiskan bahwa orang yang mengalang-halangi dan menyebarkan permusuhan terhadap islam akan mendapat Sikasaan Allah. • Diryatkan olehiwa ibnu jarir dan isra-il, dari abu ishak yang bersumber dari orang hamdan yang bernama yazid bin zaid. • Diriwayatkan pula oleh ibnul mundzir yang bersumber 'ikrimah. 2.2 Surat Al-Ikhlash (Kemurnikan Keesaan Allah) Artinya: 1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. 2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. 3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, 4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” Isi Kandungan: Isi surat al-Ikhlas ini menyangkut hal-hal mendasar dari rukun aqidah dan syariat Islam, yaitu tauhid dan mensucikan Allah yang dilengkapi dengan sifat-sifat kesempurnaan dan sekaligus menafikan sekutu-sekutu bagiNya. Dalam hal ini sebagai bantahan kepada orang Nasrani yang mensifatiNya dengan trinitas, dan kepada kaum musyrikin yang telah menyembah Allah beserta tuhan-tuhan yang lain. Asbabun Nuzul: Dalam suatu riwayat dikemukakanbahwa Kaum Musryikin meminta penjelasan tentang sifat-sifat Allah kepada Rosulullah saw., dengan berkata: "Jelaskan pada kaum kami sifat-sifat Rabb-mu." ayat ini (Q.S. 112 al-ikhlash 1-4) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, sebagai untuk menjawab permintaan Kaum Musryikin. • Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, al-hakim,dan ibnu khuzaimah, dari abul 'aliyah, yang bersumber dari ubay bin ka'b. • Diriwayatkan pula oleh ath-thabarani dan ibnu jarir, yang bersmber dari jabir bin abdillah.Riwayat tesebut dijadikan dahlil bahwa surat ini Makiyyah. Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa beberapa orang yahudi, diantaranya ka'b al-asyraf dan hayy bin akhtab, menghadapi Nabi saw.. mereka berkata: " hai Muhammad lukiskan sifat-sifat Rabb yang mu." ayat ini (Q.S. 112 al-aikhlash 1-4) turun berkenaan denagn peristiwa tersebut. • Diriwayatkan oleh ibnul khatim yang bersumber dari ibnu abbas • Diriwayat pula ibnu jarir yang bersumber dari qatadah • Dan diriwayatkan pula oleh ibnu mundzir sa'id bin jubair. • Berdasarkan riwyat ini,dapat ditegaskan bahwa sutar ini madaniyyah. Dalam riwayatlain bahwa kaum ahzab berkata : "lukiskanlah sifat Rabbmu kepada kami" maka datanglah jibril menyampaikan surah ini (Q.S. 112 al-ikhlash 1-4) yang melukiskan sifat-sifat allah • Diriwayatkan oleh ibnu jarir dari abul 'aliyah yang bersumber dari qatadah. Keterangan: Menurut as-suyuti, kata al-musyrikin (kaum musyrikin) dalam hadist yang bersumber dari Ubay bin Ka’b ialah kaum musyrikin dari kaum ahzab. Dengan demikian surat ini dapat dipastikan Madaniyyah, sesuai dengan hadits Ibnu ‘Abbas. Jadi tidak ada pertentangan antara dua hadits tersebut di atas. Hal ini diperkuat pula oleh riwayat Abusy Syaikh di dalam kitab al’Azhamah dari Aban, yang bersumberdari Anas yang meriwayatkan bahwa Yahudi Khaibar menghadap Nabi saw. Dan berkata: “Hia Abul Qasim! Allah menjadikan Malaikat dari Cahaya Hijab, Adam dari tanah hitam, iblis dari api yang menjulang, langit dari asap, dan bumi dari buih air. Cobalah terangkan kepada kami tentang Rabb-mu.” Rasulullah saw. Tidak menjawab, sehingga turunlah Jibril membawa wahyu, yaitu surah ini (Q.S. 112 al-Ikhlash:1-4) yang melukiskan Alllah. 2.3 Surat Al-Falaq & An-Nas (Waktu Subuh & Manusia) Artinya: 1. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, 2. dari kejahatan makhluk-Nya, 3. dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, 4. dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul[1609], 5. dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki." Artinya: 1. Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. 2. Raja manusia. 3. Sembahan manusia. 4. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, 5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, 6. dari (golongan) jin dan manusia. Isi Kandungannya: Kepada orang-orang yang beriman Untuk meminta perlindungan kepada Allah swt. Dari segala kejahatan. Asbabun Nuzul: Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah saw. Pernah mengalami sakit parah. Maka datanglah kepada beliau dua malaikat, yang satu duduk disebelah kepala beliau dan yang satu lagi di sebelah kaki beliau. Berkatalah malaikat yang duduk di sebelah kaki beliau kepada malaikat yang duduk di sebelah kepala beliau: “ Apa yang engkau lihat?” Ia menjawab: “Gunu-guna itu sihir!” Dia bertanya lagi: “Siapa yang membuat sihirnya?” Ia menjawab: “Labid bin al-A’sham al-Yahudi, yang sihirnya berupa gulungan yang disimpan di dalam keluarga si anu di bawah sebuah batu besar. Datanglah kesumur itu, timbalah airnya dan ankat batunya, kemudian ambillah gulungannya dan bakarlah.” Pada pagi harinya Rasulullah saw. Mengutus ‘Ammar bin Yasir dan kawan-kawannya. Setibanya di sumur itu, Tampaklah airnya merah seperti air pacar. Air itu di timbanya, dan di angkat batunya, serta dikeluarkan gulungannya kemudian dibakar. Ternyata di dalam gulugan itu ada tali yang terdiri atas sebelas simpul. Kedua surah ini (Q.S. 113 al-falaq dan Q.S. 114 an-Nas) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut. Setiap kali Rasulullah mengucapkan satu ayat, terbukalah simpulnya. • Diriwayatkan oleh al-Baihaqi di dalam Kitab Dala-ilun Nubuwah, dari al-Kalbi, dari Ibnu’Abbas. Keterangan : Dalam Kitab Shahibul Bukhari terdapat syahid (penguat) yang ceritanya seperti itu, tapi tidak menyebutkan sebab turunnya kedua surah itu. Namun, dalam riwayat lain ada syahid (penguat) yang ceritanya seperti itu juga dan menyebutkan sebab turunnya kedua surah itu. Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa kaum Yahudi membuat makanan untuk Rasulullah saw.. Setelah memakan makanan itu, tiba-tiba Rasullullah sakit keras, sehingga sahabat-sahabatnya mengira bahwa penyakit itu timbul akibat perbuatan Yahudi itu. Maka turunlah Jibril membawa dua surah ini (Q.S. 113 al-falaq dan Q.S. 114 an-Nas) serta membacakan taawud. Seketika itu juga Rasulullah keluar menemui sahabat-sahabatnya dalam keadaan sehat walafiat. , yang bersumber dari Anas bin Malik. • Diriwayatkan oleh Abu Nu’iam di dalam Kitab ad-Dala-il, dari Abu Ja’far ar-Rabi’ bin Anas, yang bersumber dari Anas bin Malik. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dalam Pokok isi surat Al-Lahab, berisi tentang nasib salah seorang paman Rasulullah SAW yakni Abu Lahab beserta istrinya yang diancam dengan siksa neraka. Surat Al Lahab mengisyaratkan bahwa kemusyrikan itu tidak dapat dipertahankan dan tidak akan menang walaupun pendukung-pendukungnya bekerja keras. Isi surat al-Ikhlas ini menyangkut hal-hal mendasar dari rukun aqidah dan syariat Islam, yaitu tauhid dan mensucikan Allah yang dilengkapi dengan sifat-sifat kesempurnaan dan sekaligus menafikan sekutu-sekutu bagiNya. Dalam hal ini sebagai bantahan kepada orang Nasrani yang mensifatiNya dengan trinitas, dan kepada kaum musyrikin yang telah menyembah Allah beserta tuhan-tuhan yang lain. Dan dalam surat Al-falaq dan An-Nass berisikan tentang, agar kepada orang-orang yang beriman Untuk meminta perlindungan kepada Allah swt. Dari segala kejahatan. 3.2 Kritik dan Saran Dengan menunjau berbagai masalah mengenai asbabun nuzul surat-surat di atas, kami berharap agar pembaca dapat memahami secara keseluruhan, dan dengan meninjau mengenai pembuatan mekalah ini, kami berharap agar pembaca dapat memberi saran untuk kami buat makalah selanjutnya.